Kamis, 03 Maret 2011

KESESAKAN


Pengertian Kesesakan

Kesesakan adalah persepsi individu terhadap keterbatasan ruang, bersifat psikis terjadi bila mekanisme privasi individu gagal berfungsi dengan baik.

1.    Menurut Altman : Kesesakan adalah suatu proses interpersonal pada tingkatan interaksi manusia dalam suatu pasangan atau kelompok kecil.
2.    Menurut Baum dan Paulus : Kepadatan dapat dirasa sebagai kesesakan atau tidak, ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan :
a.       Karakteristik setting fisik
b.      Karakteristik setting sosial
c.        Karakteristik personal.
d.       Kemampuan beradaptasi.
3.      Menurut Morris : Kesesakan sebagai devisit suatu ruang.
4.      Menurut Ancok : Kesesakan timbul dari besar-kecilnya ukuran rumah yaitu menentukan besarnya rasio antara penghuni dan tempat (space) yang tersedia.
5.      Menurut Stokols :
a.       Kesesakan bukan social (nonsocial crowding) Faktor-faktor fisik menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding.
b.      Kesesakan social (social crowding)
Perasaan sesak mula-mula dating dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak.
c.       Kesesakan molar (molar crowding)
Perasaan sesak yaitu dapat dihubungakan dengan skala luas, populaasi penduduk.
d.      Kesesakan molekuer (molekuler crowding)
Perasaan sesak yaitu menganalisis mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian-kejadian interpersonal.
6.        Menurut Rapoport : Kesesakan adalah suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi. Batasan kesesakan melibatkan persepsi seseorang terhadap keadaan ruang yang dikaitkan dengan kehadiran sejumlah manusia. Dimana ruang yang tersedia dirasa terbatas atau jumlah manusianya yang dirasa terlalu banyak.

Pengertian Kesesakan

1.        Teori Beban Stimulus
Kesesakan akan terjadi bila stimulus yang diterima individu terlalu banyak (melebihi kapasitas kognitifnya) sehingga timbul kegagalan dalam memproses stimulus atau info dari lingkungan.
Menurut Keating, Stimulus adalah hadirnya banyak orang dan aspek-aspek interaksinya, kondisi lingkunga fisik yang menyebabkan kepadatan social. Informasi yang berlebihan dapat terjadi karena :
a.       Kondisi lingkungan fisik yang tidak menyenangkan
b.      Jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat.
c.       Suatu percakapan yang tidak dikehendaki
d.      Terlalu banyak mitra interaksi
e.       Interaksi yang terjadi dirasa terlalu dalam atau terlalu lama
2.      Teori Ekologi
Membahas kesesakan dari sudut proses social
Menurut Micklin, Sifat-sifat umum model pada ekologi manusia :

a.       Teori ekologi perilaku : Fokus pada hubungan timbale balik antara manusia dan lingkungan.
b.      Unit analisisnya : Kelompok social, bukan individu dan organisasi social memegang peranan penting menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial
Menurut Wicker :
a.       Teori Manning : Kesesakan tidak dapat dipisahkan dari factor setting dimana hal itu terjadi.
b.       Teori Kendala Perilaku Kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu.Kesesakan akan terjadi bila system regulasi privasi seseorang tidak berjalan secara efektif lebih banyak kontak social yang tidak diinginkan. Kesesakan timbul karena ada usaha-usaha yang terlalu banyak, yang butuh energy fisik maupun psikis, guna mengatur tingkat interaksi yang diinginkan.

Faktor Pengaruh Kesesakan

1.      Faktor Personal
a.      Kontrol Pribadi dan Locus Of Control; Selligman, dkk : Kepadatan meningkat bias menghasilkan kesesakan bila individu sudah tidak punya control terhadap lingkungan sekitarnya. Control pribadi dapat mengurangi kesesakan. Locus Of Control ibternal : Kecendrungan individu untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) bahwa keadaab yang ada di dalam dirinya lah yang berpengaruh kedalam kehidupannya.
b.      Budaya, pengalaman dan proses adaptasi
Menurut Sundstrom : Pengalaman pribadi dalam kondisi padat mempengaruhi tingkat toleransi.
Menurut Yusuf : Kepadatan meningkat menyebabkan timbulnya kreatifitas sebagai intervensi atau upaya menekankan perasaan sesak.
c.       Jenis kelamin dan usia Pria lebih reaktif terhadap kondisi sesak Perkembangan, gejala reaktif terhadap kesesakan timbul pada individu usia muda.
2.      Faktor Sosial
a.      Kehadiran dan perilaku orang lain
b.      Formasi koalisi
c.       Kualitas hubungan
d.      Informasi yang tersedia
3.      Faktor Fisik
- Goves dan Hughes : Kesesakan didalamnya rumah berhubungan dengan factor-faktor fisik, jenis rumah, urutan lantai, ukuran, suasan sekitar.
- Altman dan Bell, dkk : Suara gaduh,panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, karakteristik setting mempengaruhi kesesakan.


Pengaruh Kesesakan terhadap Perilaku

Lingkungan sesak - aktifitas seseorang terganggu - interaksi interpersonal yang tidak diinginkan - mengganggu individu mencapai tujuan - gangguan norma meningkat ketidaknyamanan - penarikan diri dan menurunnya kualitas hidup.

Pengaruh Negatif Kesesakan ;
·         Penurunan-penurunan Psikologis : perasaan kurang nyaman, stress, cemas, suasana hati yang kurang baik, prestasi menurun, agresifitas meningkat, dan lain-lain.
·         Malfungsi Fisiologis : Meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, penyakit-penyakit fisik.
·         Hubungan Sosial Individu : Kenakalan remaja, menurunnya sikap gotong royong, menarik diri, berkurangnya intensitas hubungan social, dll.

Asumsi Konsekuensi Negatif dari Kesesakan :
·         Model beban stimulus
·         Model kendala perilaku
·         Model ekologi : Perilaku negative akibat sesak dan padat hanya terjadi pada situasi dimana pilihan-pilihan yang tersedia sedikit.
·          Model atribusi : Akibat negative kepadatan dan kesesakan hanya terjadi pada tempat dan situasi tertentu.
·          Model aurosal : Kepadatan dan kesesakan menyebabkan terstimulinya perangkat-perangkat fisiologis tekanan darah meningkat.


CONTOH KASUS
Masalah kesesakan lalu lintas bukan perkara baru.
Kepesatan pembangunan di Malaysia sememangnya sudah dikenali seantero dunia. Namun di sebalik pembangunan yang begitu rancak secara langsung kita tetap menghadapi masalah yang begitu rumit untuk diselesaikan, contoh masalah tersebutialah masalah kesesakan lalulintas. Di Kuala Lumpur, pembangunan pesat disusuli dengan berbagai masalah terutama sekali masalah lalulintas dan selain itu, banjir, pencemaran sekitar,  percanggahan gunatanah dan lain-lain lagi.
Oleh hal yang demikian, atas kesedaran pentingnya aspek lalulintas dan kesan atau impak kesesakan lalulintas, penyelidik memilih bidang ini untuk dijadikan bahan penyelidikan. Satu kajian perlu dilakukan bagi mengenalpasti punca, kesan, ramalan untuk mengenalpasti gambaran sebenarnya masalah kesesakan lalulintas di Bandar raya. Dan seterusnya mengemukakan  cadangan bagi mengurangkan masalah kesesakan di kawasan tersebut.
Dalam mengharungi arus globalisasi pada masa ini, sistem pengangkutan awam di nusa kita makin hari makin maju dan giat dipertingkatkan oleh pihak kerajaan. Sehubungan dengan itu, penubuhan syarikat pengangkutan awam di negara kita kian banyak, bak cendawan tumbuh selepas hujan. Oleh itu, terdapat pelbagai jenis pengangkutan awam disediakan oleh pihak kerajaan untuk penduduk di Malaysia bagi mengelakkan berlakunya masalah kesesakan lalu lintas seperti teksi, bas, Monorel Kuala Lumpur, Sistem Aliran Ringan (LRT), Komuter dan sebagainya.
Namun, senario kesesakan lalu lintas di nusa kita masih tidak pernah mencapai titik noktah selama ini. Fenomena ini berubah menjadi lebih kronik dan membimbangkan semua pihak terutamanya pada waktu puncak., waktu hendak pergi kerja dan waktu waktu pulang kerja.  Masalah ini haruslah dititikberatkan oleh semua pihak dan bersama-samalah kita berganding bahu menyelesaikan masalah ini dengan secepat mungkin. Hal yang tidak dapat dinafikan ialah kesesakan dan pengangkutan awam adalah simbiosis. Nescaya, beberapa punca yang menyebabkan kesesakan lalu lintas tetap berlaku saban waktu dalam perjalanan walakin pengangkutan awam disediakan.
Punca kesesakan lalu lintas.
  1. Kemalangan.
  2. Pelan pembangunan yang tidak sistematik.
  3. Traffic light yang tidak berfungsi.
  4. Pertambahan pesat penduduk yang  mendiami bandar besar itu sendiri. Pertambahan pesat penduduk bandar ini berpunca daripada penghijrahan penduduk dari kawasan luar bandar. Pertambahan pesat penduduk memerlukan lebih banyak kawasan untuk dijadikan tempat tinggal. Jadi, banyak kawasan yang sepatutnya dikhaskan sebagai persediaan untuk membesarkan jalan raya terpaksa digunakan untuk petempatan penduduk.
  5. Ketidakseimbangan kadar pertambahan antara jumlah kenderaan dengan pertambahan keluasan jalan raya. Setiap hari jumlah kenderaan bertambah, sedangkan penambahan keluasan jalan raya boleh dikatakan amat perlahan. Ketidakseimbangan ini menjadikan kepadatan kenderaan di jalan raya.
Kesan kesesakan lalu lintas
  1. Stress.
  2. Masalah dari pengurusan masa yang tidak mengikut jadwal. Hal ini banyak urusan ekonomi dan perniagaan seperti penghantaran barang dari satu tempat ke tempat yang lain sering tergendala dan mengambil masa yang lama untuk sampai ke destinasinya walaupun melibatkan jarak yang dekat.
  3. Kesesakan jalan raya yang serius boleh menyebabkan pencemaran paru-paru, sesak nafas dan pening kepala. Bunyi bising enjin kenderaan boleh menyebabkan kerosakan pendengaran dan masalah gangguan konsentrasi


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar