Senin, 14 Februari 2011

PENGARUH POLUSI UDARA TERHADAP KESADARAN MASYARAKAT PADA LINGKUNGAN


A.                  LATAR BELAKANG

Sebelum membahas secara mendalam mengenai Psikologi lingkungan, Alangkah baiknya kita mulai dari hal yang melatarbelakangi psikologi lingkungan itu sendiri.  Dimulai dengan memperkenalkan field theory (teori medan) seorang tokoh yang bernama Kurt Lewin mengambil langkah awal dari teori yang mempertimbangkan antara interaksi lingkungan dengan manusia.Beliau mengatakan bahwa tingkah laku merupakan fungsi dari pribadi dan lingkungan.
Dalam kaitan antara lingkungan dengan perilaku manusia Veitch & Arkkelin pada tahun 1995 menyatakan bahwa kita dapat menyebut sejumlah teori dimana dalam perspektif ini, yang terlibat di dalamnya antara lain adalah geografi, biologi ekologi, behaviorisme, dan psikologi Gestalt.
Munculnya psikologi lingkungan atau yang biasa disebut dengan environmental psychology ini pada tahun 1968 dengan berbagai definisi dari para tokoh. Yang bisa dijabarkan secara singkat yaitu psikologi lingkungan dapat diartikan sebagai  ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam.

B.                  LINGKUP PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Menurut Proshansky pada tahun 1974, Ruang lingkup psikologi lingkungan lebih menekankan pembahasan terhadap rancangan, organisasi dan pemaknaan, serta lingkup lain yang bervariasi. Beliau melihat bahwa lingkup psikologi lingkungan member perhatian pada manusia,tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dengan hubungannya dengan setting fisik.
Sosiologi yang muncul pada tahun 1970 merupakan cabang yang amat dekat dengan psikologi lingkungan. Jenis-jenis lingkungan di dalam psikologi lingkungan (Sarwono, 1992) adalah: Lingkungan alamiah seperti lautan dan hutan, Lingkungan buatan/binaan seperti jalan raya dan taman, Lingkungan social seperti tempattinggal ataupun pasar, dan Lingkungan yang dimodifikasi tentunya.

C.                  AMBIENT CONDITION DAN ARCHITECTURAL FEATURE

Dalam hubungannya dengan lingkungan fisik Wrighstman dan Deaux 1981 membedakan dua bentuk kualitas lingkungan: Ambient Condition: Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti sound, cahaya, warna, kualitas udara, temperature dan kelembapan. Dan Architectural Features: Yang bersifat permanent, misalnya dalam suatu ruangan yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai atap serta pengaturan perabot dan dekorasi. Misalnya dalam  gedung itu yang meliputi lay out tiap lantai, design, dsb.

D.                 KASUS

PENGARUH POLUSI UDARA TERHADAP KESADARAN MASYARAKAT PADA LINGKUNGAN.

                        Dewasa ini lingkungan kita yang sangat indah sedikit demi sedikit mulai ternodai oleh berbagai polusi udara yang ada pada saat ini dan cenderung terjadi akibat ulah dari manusia atau masyarakat kita sendiri.
                        Dari mulai hal yang kecil dapat berdambak besar bagi lingkungan kita ini, misalnya polusi yang terjadi akibat berbagai macam hal seperti  rokok yang asapnya sangat merugikan diri masyarakat kita maupun dampak yang paling fatal yaitu merusak lapisan ozon yang ada didunia ini, asap kendaraan bahkan limbah industri yang berasal dari pabrik-pabrik juga berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
                        Kita tidak menyadari banyaknya bangunan-bangunan besar yang didirikan dikota besar yang justru akan memperkecil penyerapan air yang ada dilikngkungan sekitar.
Sebagai masyarakat, kita sering tidak peka terhadap keadaan lingkungan yang semakin memburuk ini. Padahal kita bisa mengubah semuanya ini dengan kesadaran yang ditimbulkan dari setiap diri masyarakat kita.
                        Seharusnya dengan rasa cinta diri sendiri dan tentunya lingkungan disekitar kita, bukan bermaksud membanding-bandingkan Negara kita dengan Negara-negara tetangga. Tapi, kenyataan itu jelas terlihat dari tingkat kebersihan dan yang paling utama tingkat kesadaran yang ada pada setiap individunya yang sangat menjaga lingkungan disekitarnya.


Dari kasus diatas apabila dikupas berdasarkan psikologi lingkungan, terdapat Faktor Internal yang bisa diambil  belum adanya kesadaran masyarakat mengenai keselarasan antara lingkungan dengan individu dari setiap diri masyarakat itu sendiri.  Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga sangat mendapatkan pengaruh faktor eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan faktor kehormatan.
1.                  Kepedulian atau caring for, faktor diperhitungkan keberadaan kita; selengkapnya faktor eksternal yang kita harapkan adalah caring, loving and belonging within the society where one belongs.
2.                  Kehormatan atau sikap esteem,mulai dari self-esteem, kehormatan diri antarsesama (lihat Maslow 1970).
Tuhan menciptakan manusia dengan segenap perangkat dan pengada agar selalu berupaya meningkatkan kesejahteran hidupnya. Oleh karena itu kita dikatakan Emil Salim (1986) dalam melaksanakan pembangunan dengan meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah, sebenarnyalah manusia telah melaksanakan ibadah sebagaimana diperintahkan oleh pencipta-Nya. Jadi pembangunan bersumber pada pengabdian serta pendekan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk lainnya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Tuhan untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan yang merugikan lainnya termasuk merusak bumi kita dengan hal-hal yang tidak disadari seperti polusi udara akibat ulah manusia.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar